Komunikasi Dalam Organisasi
I. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi
dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau
pengertian yang sama.
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya
komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling
bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja
antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan
komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si
pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver).
Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi
ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan
diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar
mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
II. Bagaimana Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi?
Menyalurkan ide melalui komunikasi bisa secara lisan maupun tulisan.
Salah satu nya adalah dengan memberikan solusi yang tepat kepada orang
lain yang membutuhkan solusi untuk menyelesaikan masalah nya.
Tahapan - tahapan menyalurkan ide melalui komunikasi :
Ide (gagasan)
PerumusanDalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau isyarat dsb.
Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
III. Hambatan - Hambatan Komunikasi
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi :
• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau
pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
• Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,
simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan
suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
• Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan,
sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
• Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan
tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain
lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai
serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
# Klasifikasi Komunikasi dalam organisasi
Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi Lisan
komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara
cth: presentasi
b. Komunukasi Tertulis
komunikasi melalui tulisan
Cth: email
c. Komunikasi Verbal
komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan
cth: curhat
d. Komunikasi Non Verbal
komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
cth: seseorang yang nerves (gemetar)
2. Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas
komunikasi dari bawahan ke atasan
b. Komunikasi Ke bawah
komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi Horizontal
komunikasi ke sesama manusia / setingkat
d. Komunikasi Satu Arah
pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
e. Komunikasi Dua Arah
berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu
berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya
cth:berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)
berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok
Cth: kelompok satpam menginterogasi maling
c. Kelompok Lawan Kelompok
berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain
Cth: debat partai politik
4.Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formal
komunikasi yang berlangsung resmi
cth: rapat pemegang saham
b. Komunikasi Informal
komunikasi yang tidak resmi
cth : berbicara dengan teman
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
Selasa, 20 November 2012
Senin, 15 Oktober 2012
Tipe-Tipe Organisasi
Tipe
Organisasi
Secara garis
besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan
organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat
mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal
maupun informal yang sempurna.
- Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
- organisasi informal Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
Mungkin setiap pengusaha ataupun perusahan mempunyai organisasi.
Organisasi ini sendiri sangat penting bagi pemilik perusahaan yang di antara
lain meliputi:
1. Organisasi
Berdasarkan Tujuannya
·
Profit
Oriented Organization
Tujuan organisasi jenis ini adalah untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Manfaat yang di dapat dari suatu perusahaan yang menganut jenis organisasi ini hanya untuk faktor internal. Artinya, hanya orang-orang yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut yang akan memperoleh manfaatnya.
Tujuan organisasi jenis ini adalah untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Manfaat yang di dapat dari suatu perusahaan yang menganut jenis organisasi ini hanya untuk faktor internal. Artinya, hanya orang-orang yang bekerja sama dengan perusahaan tersebut yang akan memperoleh manfaatnya.
·
Non Profit
Oriented Organization (Organisasi Sosial)
Tujuan organisasi jenis ini tidak untuk mencari keuntungan. Tujuan utama dari organisasi jenis ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. dalam hal ini, masyarakatlah yang memperoleh manfaatnya. Organisasi sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakat. Terbentuknya organisasi sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan.
Tujuan organisasi jenis ini tidak untuk mencari keuntungan. Tujuan utama dari organisasi jenis ini adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. dalam hal ini, masyarakatlah yang memperoleh manfaatnya. Organisasi sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakat. Terbentuknya organisasi sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan.
2.
Organisasi Berdasarkan Tipe atau Bentuknya
·
Organisasi
Lini (Line Organization)
Diciptakan
oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang
menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari
pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon
satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang
atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer.
Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya;
Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Ciri-ciri :
ü Hubungan antara atasan dan bawahan
masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
ü Jumlah karyawan sedikit
ü Pemilik modal merupakan pemimpin
tertinggi
ü Belum terdapat spesialisasi
ü Masing-masing kepala unit mempunyai
wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
ü Struktur organisasi sederhana dan
stabil
ü Organisasi tipe garis biasanya
organisasi kecil
ü Disiplin mudah dipelihara
(dipertahankan)
Keuntungan-keuntungan
penggunaan organisasi tipe garis adalah :
ü Ada kesatuan komando yang terjamin
dengan baik
ü Disiplin pegawai tinggi dan mudah
dipelihara (dipertahankan)
ü Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
ü Proses pengambilan keputusan dan
instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
ü Garis kepemimpinan tegas, tidak
simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga
semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
ü Rasa solidaritas pegawai biasanya
tinggi
ü Pengendalian mudah dilaksanakan
dengan cepat
ü Tersedianya kesempatan baik untuk
latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
ü Adanya penghematan biaya
ü Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan
organisasi garis :
ü Tujuan dan keinginan pribadi
pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi
ü Pembebanan yang berat dari pejabat
pimpinan , karena dipegang sendiri
ü Adanya kecenderungan pimpinan
bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
ü Kesempatan pegawai untuk berkembang
agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri
ü Organisasi terlalu tergantung kepada
satu orang, yaitu pimpinan
ü Kurang tersedianya saf ahli
·
Organisasi
Lini dan Staff (Line and Staff Organization)
Merupakan
kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam
kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi
masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan.
Ciri-ciri :
ü Hubungan atasan dan bawahan tidak
bersifat langsung
ü Pucuk pimpinan hanya satu orang
dibantu staff
ü Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu
lini dan staff
ü Jumlah karyawan banyak
ü Organisasi besar, bersifat komplek
ü Adanya spesialisasi
Keuntungan
penggunaan bentuk organisasi garis dan staff :
ü Asas kesatuan komando tetap ada.
Pimpinan tetap dalam satu tangan.
ü Adanya tugas yang jelas antara
pimpian staf dan pelaksana
ü Tipe organisasi garis dan staf
fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
ü Pengembalian keputusan relatif
mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
ü Koordinasi mudah dilakukan, karena
ada pembagian tugas yang jelas.
ü Disiplin dan moral pegawai biasanya
tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya
ü Bakat pegawai dapat berkembang
sesuai dengan spesialisasinya.
ü Diperoleh manfaat yang besar bagi
para ahli
Kelemahan-kelemahan
dari bentuk Organisasi garis dan staff :
ü Kelompok pelaksana terkadang bingung
untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat
ü Solidaritas pegawai kurang, karena
adanya pegawai yang tidak saling mengenal
ü Sering terjadi persaingan tidak
sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang
penting
ü Pimpinan lini mengabaikan advis staf
ü Apabila tugas dan tanggung jawab
dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf tidak tegas, maka akan
menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang
ü Penggunaan staf ahli bisa menambah
pembebanan biaya yang besar
ü Kemungkinan pimpinan staf melampaui
kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini
ü Kemungkinan akan terdapat perbedaan
interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang
diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
·
Organisasdi
Fungsional (Functional Organization)
Diciptakan
oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam
pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang
menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Ciri-ciri :
ü Pembidangan tugas secara tegas dan
jelas dapat dibedakan
ü Bawahan akan menerima perintah dari
beberapa atasan
ü Pekerjaan lebih banyak bersifat
teknis
ü Target-target jelas dan pasti
ü Pengawasan ketat
ü Penempatan jabatan berdasarkan
spesialisasi
Keuntungan-keuntungan
menggunakan organisasdi fungsional :
ü Spesialisasi dapat dilakukan secara
optimal
ü Para pegawai bekerja sesuai
ketrampilannya masing-masing
ü Produktivitas dan efisiensi dapat
ditingkatkan
ü Koordinasi menyeluruh bisa
dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
ü Solidaritas, loyalitas, dan disiplin
karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
ü Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan
organisasi fungsional :
ü Pekerjaan seringkali sangat
membosankan
ü Sulit mengadakan perpindahan
karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya
memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
ü Sering ada pegawai yang mementingkan
bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan
·
Organisasi
Lini dan Fungsional (Line and Function Organization)
Suatu bentuk
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala
unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan
tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang
melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada
kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Ciri-ciri :
ü Tidak tampak adanya perbedaan
tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
ü Terdapat spesialisasi yang maksimal
ü Tidak ditonjolkan perbedaan
tingkatan dalam pemabagian kerja
Kebaikan
organisasi Lini dan fungsional :
ü Solodaritas tinggi
ü Disiplin tinggi
ü Produktifitas tinggi karena
spesialisasi dilaksanakan maksimal
ü Pekerjaan – pekerjaan yang tidak
rutin atau teknis tidak dikerjakan
Kelemahan-kelemahan
organisasi Lini dan Fungsional :
ü Kurang fleksibel dan tour of duty
ü Pejabat fungsional akan mengalami
kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang
ü Spesiaisasi memberikan kejenuhan
Sumber :
Selasa, 02 Oktober 2012
TEORI ORGANISASI
Teori Organisasi modern
Latar belakang
Teori
ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori
sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut
dengan teori “Analisa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan
antara teori klasik dan neoklasik. Teori Organisasi Modern melihat
bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi
merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila
ingin survival atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi
dengan lingkungan.
Teori
Organisasi Modern; terdiri atas berbagai pandangan, konsep, dan teori
yang berorientasi pada sistem dan dikembangkan atas dasar penilitian
empiris. Para ahli teori modern memandang organisasi sebagai sebuah
sistem yang adaptif, agar dapat bertahan, harus menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan.
Pengertian
Salah
satu aliran besar dalam teori organisasi adalah teori modern, yang
kadang-kadang disebut juga analisa sistem. Teori modern adalah
multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Teori modern melihat bahwa semua unsur
organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di
dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi
merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Suatu
organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling
mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan
bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way
of thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan
menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui
keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku
untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
Sifat - Sifat dari Teori organisasi modern :
1. Memandang
suatu organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri atas lima bagian
pokok, yaitu: input, proses, output, arus balik, dan lingkungan,
2. Kedinamisan,
3. Multi Level dan Multi Dimensional,
4. Multi Motivasi,
5. Multi Disipliner,
6. Despkriptif,
7. Multi Variabel,
8. Adaptif.
1.
TEORI ORGANISASI KLASIK
Teori ini biasa disebut dengan
“teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an
(abad 19). Dalam teori ini organisasi
digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi
serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung
kreatifitas.
Dalam teori ini organisasi
digambarkan seperti toet piano dimana masing-masing nada mempunyai spesialisasi
(do.. re.. mi.. fa.. so.. la.. si..) dimana apabila tiap nada dirangkai maka
akan tercipta lagu yang indah begitu juga dengan organisasi.
Dikatakan teori mesin karena
organisasi ini menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat
bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Defisi Organisasi menurut Teori
Klasik:
Organisasi merupakan struktur
hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja
sama.
Teori Organisasi klasik sepenuhnya
menguraikan anatomi organisasi formal. Empat unsure pokok yang selalu muncul
dalam organisasi formal:
a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan & Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori
klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok: Kekuasaan)
Saling melayani) Doktrin) Disiplin)
Sedangkan yang dijadikan tiang dasar
penting dalam organisasi formal adalah:
a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b. Proses Skalar & Fungsional
(proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
d. Rentang kendali (berapa banyak
atasan bisa mengendalikan bawahan).
Teori Klasik berkembang dalam 3
Aliran:
¨
BIROKRASI) Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi
¨
ADMINISTRASI) Langsung dari praktek manajemen
memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi.
¨
MANAJEMEN ILMIAH)
Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro sebuah
organisasi.
Semua teori diatas dikembangkan
sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan dari sebuah negara
berbentuk kerajaan “Mesir, Cina & Romawi”.
Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam
buku “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” dan “The Theory of Social
and Economic Organization”.
Istilah BIROKRASI berasal dari kata
LEGAL_RASIONAL:
“Legal” disebakan adanya wewenang
dari seperangkat aturan prosedur dan peranan yang dirumuskan secara jelas. Sedangkan “Rasional” karena adanya penetapan tujuan yang ingin
dicapai.
Karekteristik-karekteristik
birokrasi menurut Max Weber:
©
Pembagian
kerja
©
Hirarki
wewenang
©
Program rasional
©
Sistem
Prosedur
©
Sistem
Aturan hak kewajiban
©
Hubungan
antar pribadi yang bersifat impersonal
Teori ini dikembangkan oleh Henry
Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan
James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika.
HENRY FAYOL (1841-1925): Seorang industrialis
asal Perancis tahun 1916 menulis sebuah buku “Admistration industrtrielle et
Generale” diterjemahkan dalam bahasa inggris 1926 dan baru dipublikasikan di
amerika 1940.
14 Kaidah manjemen menurut Fayol
yang menjadi dasar teori administrasi:
ª
Pembagian
kerja
ª
Wewenang
& tanggung jawab
ª
Disiplin
ª
Kesatuan
perintah
ª
Kesatuan
pengarahan
ª
Mendahulukan
kepentingan umum
ª
Balas
jasa
ª
Sentralisasi
ª
Rantai
Skalar
ª
Aturan
ª
Keadilan
ª
Kelanggengan
personalia
ª
Inisiatif
ª
Semangat
korps
Fayol membagi kegiatan industri
menjadi 6 kelompok:
§
Kegiatan
Teknikal (Produksi, Manufaktur, Adaptasi)
§
Kegiatan
Komersil (Pembelian, Penjualan, Pertukaran)
§
Kegiatan
Financial (penggunaan optimum modal)
§
Kegiatan
Keamanan
§
Kegiatan
Akuntansi
§
Kegiatan
Manajerial atau “FAYOL’s FUNCTIONALISM” yaitu:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
JAMES D. MOONEY & ALLEN REILLY
:1931) Menerbitkan
sebuah buku “ONWARD INDUSTRY” inti dari pendapat mereka adalah “koordinasi
merupakan factor terpenting dalam perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang
harus diterapkan dalam sebuah organisasi menurut mereka adalah:
a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar & Hirarkis
c. Prinsip Fungsional
Dikembangkan tahun 1900 oleh
FREDERICK WINSLOW TAYLOR). Definisi
Manajemen Ilmiah:
“Penerapan metode ilmiah pada studi,
analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk
meningkatkan efesiensi kerja”.
F.W. TAYLOR menuangkan ide dalam
tiga makalah: “Shop Management”, “The Principle Oif Scientific Management” dan
“Testimony before the Special House Comitte”.
Dari tiga makalah tersebut lahir sebuah buku “Scientific
Management”.
Berkat jasa-jasa yang sampai
sekarang konsepnya masih dipergunakan pada praktek manajemen modern maka F.W.
TAYLOR dijuluki sebagai “BAPAK MANAJEMEN ILMIAH”.
Empat kaidah Manajemen menurut
Frederick W. Taylor:
a. Menggantikan metode kerja dalam
praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan.
b. Mengadakan seleksi, latihan dan
pengembangan karyawan
c. Pengembangan ilmu tentang kerja,
seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.
d. Perlu dikembangkan semangat dan
mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah
2.
TEORI NEOKLASIK
Aliran yang berikutnya muncul adalah
aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini
muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan
penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social
karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
Salah tokoh neoklasik pencetus
“Psikologi Industri”. Hugo menulis sebuah buku “Psychology and Industrial
Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara manajemen
ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan
karekteristik individu dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh
factor social dan budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali
dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik
perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset
Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari
Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan
Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan
produktifitas.
Dalam pembagian kerja Neoklasik memandang perlunya:
a. Partisipasi
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom_up
3.
TEORI MODERN
Teori ini muncul pada
tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan
neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau
“Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori
Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu
kesatuan yang saling bergantung dan
tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yangSUMBER :
yunusharu.blogspot.com/2012/04/teori-organisasi-modern.html
www.anneahira.com/teori-organisasi.htm
Langganan:
Postingan (Atom)